Senin, 16 Juli 2012

Mengapa Memilih Motor Injeksi

Pada umumnya orang yang akan membeli motor dengan teknologi injeksi akan berpikir panjang dibanding membeli motor yang masih menggunakan karburator konvensional. Beberapa alasannya adalah, masih mahalnya harga spare part injeksi jika terjadi kerusakan, perawatan yang sulit, tidak semua bengkel bisa menanganinya jika ada kerusakan terutama di daerah terpencil. Dan berbagai alasan-alasan lain yang menjadi kekhawatiran para pengendara. Namun jika ditinjau lebih jauh lagi dari berbagai aspek, hadirnya teknologi injeksi bukanlah menjadi suatu kekhawatiran yang berlebihan. Yang paling utama adalah teknologi injeksi hadir untuk memenuhi tuntutan penekanan emisi gas buang kendaraan bermotor yang merupakan penyebab global warming. Populasi kendaraan yang terus meningkat, serta mobilisasi yang sangat padat yang sebagian besar menggunakan mesin berbahan bakar fosil, menyebabkan pelepasan karbon yang sangat banyak ke udara yang akhirnya merusak lapisan ozon sebagai penangkal radiasi matahari. Yang seperti kita rasakan sekarang suhu bumi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Para ahli pun berupaya untuk mengatasi berbagai fenomena ini. Yang kemudian menerapkan teknologi injeksi pada kendaraan bermotor. Teknologi injeksi memang menggunakan sistem computerized dalam pengoperasiannya, sehingga semua data yang diinput kemudian diprogram lalu didistribusikan secara lebih akurat dibandingkan jika kendaraan masih menggunakan karburator konvensional. Sebagai contoh karburator konvensional hanya bekerja memenuhi campuran bahan bakar dan udara berdasarkan bukaan skep dan setelan spuyer. Sehingga tiap kondisi, setelan pun berubah. Misalnya motor distel di daerah dataran rendah dengan udara panas dan kering, tentu jika dibawa ke pegunungan dengan kondisi udara yang relatif lembab, setelan pun harus disesuaikan dengan kondisi sekitar. Jika tidak tentu akan timbul berbagai masalah, misalnya motor menjadi susah dihidupkan. Dimotor dengan teknologi injeksi, hal demikian sudah diatur oleh suatu alat yaitu ECM ( Electronic Control Module ) yang memperoleh input dari beberapa sensor, seperti AIT ( Air Intake Temperature ) yang membaca debit volume udara sekitar, kemudian data tersebut dikirim ke ECM, yang setelah diprogram kemudian ECM memerintahkan FIS ( Fast Idle Selenoid ) yaitu semacam katup choke otomatis, untuk bekerja memperkaya campuran bahan bakar. Jadi tidak perlu penyetelan secara manual. Untuk timing pengapian motor injeksi juga mendapatkan data dari berbagai sensor, seperti TPS ( Throttle Position Sensor ), CPS ( Crankshaft Position Sensor ) dan lain-lain. Bandingkan dengan karburator yang hanya berdasarkan sinyal pulser, tentu sistem injeksi lebih akurat. Untuk perawatan sistem injeksi sebenarnya tidaklah sulit seperti yang dibayangkan. Pada panel spidometer motor injeksi terdapat MIL ( Multifunction Indicator Lamp ) yang akan berkedip dengan mode tertentu untuk mengindikasikan jika ada sistem atau sensor yang tidak bekerja dengan baik atau tidak berfungsi. Sedang pada tipe karburator harus dicari satu persatu jika ada masalah. Dari segi efesiensi waktu diagnosa, sistem injeksi lebih cepat dan akurat. Pada tahun mendatang sudah ada pernyataan dari salah satu ATPM bahwa seluruh line-up produksinya sudah berteknologi injeksi. Sehingga mau tidak mau bengkel-bengkel pun harus berupaya mengikuti perkembangan teknologi. Memang untuk sistem injeksi diperlukan alat khusus yaitu special diagnolstic tools dan pengetahuan yang memadai. Seiring berjalannya waktu teknologi injeksi bukanlah sesuatu yang asing untuk dikhawatirkan. Dan perlu diketahui bahwa saat ini teknologi kendaraan yang beredar di negara kita jauh tertinggal dari negara tetangga, apalagi dengan Eropa. Mungkin salah satu alasannya adalah untuk menekan biaya produksi, sehingga harga jual terjangkau. Jadi penerapan teknologi yang ramah lingkungan masih sangat minim. Seperti kita ketahui negara kita baru menerapakn Euro 2, sedangkan negara-negara Eropa sudah Euro 5. Memang dari segi perhitungan bisnis biaya produksi harus ditekan seminimal mungkin sehingga harga terjangkau dan produk pun laku dipasaran. Juga bercermin dari standar pendapatan perkapita negara kita yang masih jauh di bawah negara-negara maju, strategi bisnis tersebut memang sangat efektif diterapkan. Namun jika memandang sedikit jauh ke depan, melihat kelangsungan makhluk hidup yang semakin terancam, tentu kita tidak akan mengorbankan semua itu hanya untuk kepentingan ambisi bisnis semata. Oleh karena itu jangan takut untuk beralih ke teknologi injeksi. Karena teknologi dibuat untuk memudahkan, bukan untuk menyusahkan.
Penulis - Aries MMCirebon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar