Tahun lalu, seorang karyawan menyampaikan
surat pengunduran diri, dengan alasan mendapat warisan sehingga ingin
berwiraswasta membuat toko kelontong. Enam bulan kemudian dia datang dan
memohon pekerjaannya kembali dengan alasan bangkrut.
Demikian juga seorang rekan mendapatkan promosi jabatan menjadi
direktur sales di sebuah perusahaan. Dengan penuh semangat dia
mengundang saya melalui telepon dan berkata “Now, Iam running the
company…”. Satu tahun setelah merayakan promosi tersebut bersama teman
dan keluarga, dia mulai meratapi posisinya dan merasa sangat tertekan.
Beberapa bulan kemudian, dia mengundurkan diri dan pindah ke perusahaan
lain dengan kembali menjadi Manajer Sales.
Ketika saya tanyakan apa yang terjadi, keduanya memberikan banyak
alasan dan penyebab kegagalan, namun diakhiri dengan kalimat “… dan
sepertinya kami memang belum siap…”. Saya merenungkan betapa mendapatkan
warisan atau promosi menjadi direktur adalah kesempatan langka yang
sangat jarang terjadi dalam kehidupan seseorang. Saya teringat pepatah
lama “Success is where preparation and opportunity meet..” Betapa
kesempatan yang dirindukan jutaan orang telah menghampiri mereka berdua,
sayangnya persiapan mereka belum cukup untuk mengelola kesempatan
tersebut.
Sebaliknya, bila melihat pertandingan sepak bola di TV, saya teringat
dengan sahabat saya yang begitu giat berlatih sehingga sangat piawai
memainkan bola, bahkan menurut beberapa orang lebih piawai dari pemain
bola professional yang ada. Persiapan dan usaha yang sungguh luar biasa,
sayangnya kesempatan belum datang juga menghampirinya hingga hari ini.
Manusia berusaha, Tuhan menentukan. Manusia mempersiapkan, Tuhan yang
memberikan kesempatan. Sayangnya banyak orang yang menunggu kesempatan
datang namun lalai dalam mempersiapkan diri. Sehingga ketika kesempatan
datang, maka terciptalah ironi kehidupan seperti cerita diatas.
Mimpi menjadi seorang entrepreneur adalah mimpi hampir semua orang. Dengan harapan :
1. Kebebasan Berekspresi
Alias “Nggak ada lagi yang bisa marahin gue, kan gue bos-nya…”
2. Kebebasan Waktu
Alias “Mau ngantor jam berapa pun terserah, kan gue bos-nya…”
3 Kebebasan Finansial
Alias “Mau beli apa aja terserah, kan gue bos-nya…”
Namun pada kenyataannya:
1. Sudah tidak bisa berekspresi lagi, dan super stress karena tekanan pekerjaan
2. Sudah tidak tahu mana siang mana malam karena pekerjaan yang tiada habisnya
3. Boro-boro untung, ini sih namanya nombok… kalau begini jadinya lebih baik jadi karyawan.
Ketika transisi dari karyawan menjadi usahawan, saya mendapati 2
model yang sangat berbeda. Seorang karyawan yang baik minimal dituntut
untuk Tahu Banyak Tentang Sedikit Hal. Artinya sebagai contoh : seorang
akuntan yang baik adalah seorang yang cukup mengertu akuntansi secara
mendalam, dan dia tidak perlu mendalami cara mengelola SDM, teknik
menjual dan lain-lain karena sudah ada orang-orang yang secara spesifik
menndalami dan melakukan hal tersebut. Namun hal sebaliknya saya dapati
ketika menjadi seorang usahawan. Seorang usahawan yang baik minimal
harus Tahu Sedikit Tentang Banyak Hal. Karena dengan begitu ia memiliki
referensi yang lengkap untuk mengetahui secara tepat apa yang harus
dilakukan/dibutuhkan ketika kondisi usahanya tidak berjalan sebagaimana
seharusnya. Tentu dengan demikian seorang karyawan dan usahawan yang
hebat adalah mereka yang TAHU BANYAK TENTANG BANYAK HAL.
Secara umum beberapa bidang yang harus diketahui oleh seorang calon usahawan adalah :
1. Marketing & Sales
Yaitu bagaimana cara mengkomunikasikan barang atau jasa kita sehingga
mampi meraih perhatian, pikiran dan hati konsumen dengan berujung pada
transaksi penjualan dan menjadikannya konsumen yang loyal. Kedua hal ini
adalah ujung tombak suatu perusahaan.
2. Administrasi :
a. Administrasi Pembelian
b. Administrasi Stock/Gudang/Inventory
c. Administrasi Penjualan
d. Administrasi Keuangan
Inti dari proses administrasi adalah mencatat tanpa kecuali semua
pembelian, semua penjualan keluar masuk barang dan uang sehingga
semuanya dapat terlihat dalam laporan keuangan baik Laporan Laba Rugi
maupun Neraca. Administrasi adalah pusat kesadaran perusahaan yang akan
memastikan bahwa perusahaan berjalan pada arah yang benar. Untuk
memudahkan proses administrasi, saat ini perusahaan dapat menggunakan
fasilitas Teknologi Informasi mulai dari perangkat lunak sederhana
hingga yang kompleks dan canggih.
3. Operasional
Adalah dapur utama dari suatu perusahaan. Seorang usahawan tentunya
harus mengerti teknis operasional dari bidang yang digelutinya. Seorang
pemilik toko kue minimal tentunya harus mengerti tentang dasar-dasar
proses pembuatan kue, sementara seorang pemilik bengkel sepeda motor
tentunya harus mengerti dasar-dasar dalam mereparasi sepeda motor dan
sparepart. Secara teknis pelaksanaan operasionalnya tentu harus
dilakukan oleh mereka yang kompeten melaksanakannya.
4. Sumber Daya Manusia
Untuk melaksanakan ketiga fungsi diatas kita memerlukan orang. Untuk itu
ada proses perencanaan tenaga kerja, rekrutmen dan seleksi, penilaian
prestasi, pelatihan, pengembangan dan lain sebagainya hingga kepada
pemutusan hubungan kerja
Hal-hal tersebut diatas akan kita bahas secara lebih detail pada artikel selanjutnya.
Ketika para mahasiswa di kelas saya tanya “Apakah hambatan anda untuk
menjadi seorang wirausahawan?”, secara kompak dan serentak semuanya
menjawab “MODAL…!”. Namun, berdasarkan pengalaman saya, banyak tantangan
yang harus dilalui sebelum sampai ke bagian modal, diantaranya adalah :
1. Belajar sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya.
Kedengarannya sungguh klise, namun pada kenyataannya jarang sekali saya
dapati orang-orang sales yang mau mempelajari administrasi secara
sungguh, maupun sebaliknya . Koran, TV, internet, bahkan kegiatan
sehari-hari di kantor memberikan kita sumber dan kesempatan untuk
belajar. Belajar adalah tahapan penting untuk mencapai hal berikutnya.
2. Inovatif dan kreatif dalam menghasilkan ide.
Bisnis apapun berawal dari ide dan pada kenyataannya dalam proses
pelaksanannya sangat dibutuhkan banyak ide baru. Illustrasi: Bila kita
hanya belajar 1 jurus, maka siapapun lawan kita dan bagaimanapun kondisi
lingkungannya, maka kita hanya bisa keluarkan 1 jurus. Namun bila kita
memiliki 10 jurus, maka siapapun lawan kita dan bagaimanapun kondisi
lingkungannya dapat kita atasi minimal dengan 10 jurus, bahkan kita
dapat menghasilkan banyak sekali jurus-jurus baru dengan
mengkombinasikan jurus-jurus yang ada hingga kita memiliki banyak sekali
alternatif pemecahan yang dapat diambil.
3. Perencanaan yang baik
Pepatah mengatakan : gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan.
Saya telah mengalami dan melihat bagaimana usaha yang kandas karena
tiada atau buruknya perencanaan. Pemahaman mengenai Studi Kelayakan
Usaha menjadi sesuatu yang sangat penting. Banyak usahawan menyerahkan
pembuatan studi kelayakan usaha kepada pihak lain, namun gagal memahami
maksud, nilai maupun usaha yang tersirat dibalik angka-angka yang ada di
atas kertas tersebut. Angka yang terlihat cantik dan berwarna hitam di
atas kertas, pada kenyataannya dengan mudah dapat menjadi buruk dan
berwarna merah pada pelaksanaannya. Apalagi bila Studi Kelayakan
Usahanya terlihat meragukan atau asal jadi.
4. Berorientasi pada tindakan dan hasil
Kegagalan banyak terjadi bukan karena bodoh atau tidak tahu, melainkan
karena tidak mengambil langkah atau tindakan. Lakukanlah yang terbaik
maka kita akan mendapatkan hasil yang terbaik pula.
5. Fighting spirit dan tidak putus asa
Saat menjadi karyawan kita bergantung pada orang lain. Namun ketika kita
menjadi atasan, orang lain yang akan bergantung dan kita memikul
tanggung jawab yang besar. Segala hal, termasuk masalah, berujung pada
satu orang, yaitu kita. Oleh karena itu persiapkanlah ketahanan mental
anda dengan melakukan yang terbaik dan menyerahkan semuanya kepada
Tuhan. Tekun dan Sabar. Bersiaplah untuk bangkit setiap kali ada tekanan
atau bahkan jatuh sekalipun.
6. Dapat dipercaya
Usaha apapun pada dasarnya dibangun atas dasar kepercayaan. Kepercayaan
terhadap atasan, bawahan, mitra kerja, vendor, supplier, maupun
konsumen. Membangun kepercayaan adalah suatu proses, sesuatu yang tidak
terjadi dalam sekejap, dan merupakan kunci untuk membangun suatu usaha
yang langgeng dan terus berkembang. Dan terakhir barulah :
7. Modal
Bila hal-hal diatas telah dapat kita laksanakan, niscaya modal bukanlah
suatu tantangan. Bila modal sendiri tidak mencukupi, individu dengan
harta berlebih maupun perbankan akan sangat bersedia untuk bekerja sama.
Semoga tulisan ini mengingatkan kita kembali untuk bersyukur dan
memperlengkapi diri dengan cara memilai dari yang ada dan dengan
melakukannya sebaik-baiknya. Apakah siswa/mahasiswa, pengangguran,
karyawan, calon pengusaha, maupun pengusaha, Pupuk dan kembangkan terus
jiwa kewirausahaan anda saat ini. Siapapun anda, jauh lebih baik seorang
karyawan biasa dengan jiwa pengusaha; daripada seorang pengusaha dengan
jiwa karyawan biasa. Sukses untuk anda dan sampai bertemu dalam artikel
berikutnya.
Okto Larido
Direktur Operasional
PT. Techno Motor Indonesia
Pemilik Jaringan Nasional Bengel Umum Sepeda Motor “Mr. Montir”